Sabtu, 25 Agustus 2012


DALAM PERMAINAN

 

Sang pemikat sembunyi di balik terali kemunafikan
Kepiluan dan keringkihan berbaur
Menjadi asa yang tergadai
Dalam kemenungan ku tengadah
Mungkinkah pagi di negri ini masih ramah menyapa para hulubalang

 

Obat penidur cah kangkung
Dihidangkan mulut manis nan menawan
Tak pernah tahu ada janji terbiaskan
Karena sepotong permen
Pelipur anak kecil minta digendong
Adakah sang pioner yang bijak
Membawa ke dalam keindahan negri yang damai ???

 

Auman harimau pertanda marah
Sebab muak meliat jatah makannya
Dibawa si pencuri yang tidak malu
Menendang bukan kepalang
Menyeruak dalam keramaian pasar pengobral diskon

 

Gaungan itu kembali membahana 
Membelah patamorgana yang kian larut
Dalam serangkaian seremonial tradisi
Membalut diri eklusifisme singgasana
Samar-samar terdengar rintihan musafir
Berkelana mencari sekedar pengganjal perut
Aduhai … ke manakah gerangan nasib bertabur ???

 

Dan deret senyum spanduk pun mengundang harap
Barangkali masih ada episode bermain bagai peneduh
Di padang tandus yang gersang
Mengais sejumput kerikil kemelut kehidupan
Yang tak lepas dari pergumulan isi perut berbaur cita dan asa saling bertaut
Maka usai sudah permainan petak umpet anak kecil

                                                  ( by nimasgaluh, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar