Konon cerita di sebuah tempat bernama
Panulisan ( sekarang merupakan kota kecamatan kabupaten Ciamis).
Asal muasal tempat tersebut dinamakan “Panulisan”
bermula dari kisah seorang putri cantik nan jelita dari Galuh, yang sedang menjalani pengembaraan
untuk menempa diri dalam mencari kesejatian.
Syahdan di suatu pagi yang cerah, putri
Galuh tersebut hendak mandi, dia menuju ke sebuah lubuk (leuwi) yang airnya
jernih sekali, di sebuah sungai besar yang tidak jauh dari tempat dia bertapa.
Putri itu kemudian meremdamkan badannya
ke dalam air, terasa dingin di kulit, digosok-gosokannya badannya dengan bunga
cempaka munding yang harum, serta rambutnya yang panjang dan hitam terurai ke
dalam air, dibasuhkannya dengan memakai
ramuan bunga dan tumbuhan yang sengaja dia buat oleh tangannya yang halus mulus.
Harum semerbaklah sekeliling tempat itu, dan tak berapa lama tiba-tiba
datanglah kupu-kupu menghampiri sang putri, mula-mula satu ekor, dua ekor, tiga
ekor lalu banyaklah kupu-kupu yang datang ke tempat di mana sang putri mandi.
Kupu-kupu tersebut beterbangan mengelilingi sang putrid, seakan mereka tahu, putri
itu bukan putri sembarangan, melainkan seorang putri yang lembut hatinya, halus
peranginya, serta terampil dan cekatan dalam menghadapi sesuatu. Kupu-kupu
tersebut seolah menyapa : “ Tuanku putri yang mulia ! Engkau adalah putri kinasih
jelmaan bidadari yang turun dari Kayangan ! Hamba menghaturkan sembah ke
hadapan duli Tuanku!”.
Setelah kejadian tersebut maka di suatu
waktu tertentu, kupu-kupu tersebut berdatangan kembali ke tempat di mana sang putri
mandi, dan pada saat kembalinya, kupu-kupu tersebut seperti ada yang melukis ( tulisan ) sayap-sayap mereka. Semenjak itu,
tempat tersebut dinamakan Panulisan.
Adapun putri yang diceritakan tersebut,
dia lalu meneruskan lagi bertapanya, putri tersebut tiada lain adalah Ratnayu Putri
Dyah Pitaloka Citraresmi.
(by nimasgaluh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar